PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sri Lanka merupakan negara
republik dan termasuk anggota negara persemakmuran. Negara ini menganut sistem
multi partai. Sejak negara ini memperoleh kedaulatan pada tahun 1947, Partai
Kemerdekaan Sri Lanka hampir selalu mendominasi pemilihan umum yang diadakan.
Partai oposisinya yang paling dominan adalah Partai Nasional Bersatu (United
National Party). Kepala pemerintahannya adalah seorang presiden yang dipilih
untuk masa jabatan selama enam tahun. Kemudian ia mengangkat seorang perdana
menteri dan anggota kabinet. Pengangkatan ini berdasarkan suara terbanyak dari
hasil pemilihan umum.
Berdasarkan amandemen yang
ditetapkan tahun 1982, presiden memiliki kekuasaan untuk mengadakan pemilihan
umum kembali minimal empat tahun setelah memangku jabatan. Untuk memudahkan
pemerintahan daerah, Sri Lanka terbagi dalam beberapa distrik yang dikepalai
oleh seorang gubernur. Kekuasaan tertinggi bagi setiap pemerintahan daerah ini
terdiri atas dewan kotapraja, dewan kota, dewan urban dan dewan desa. Kekuasaan
legislatif dipegang oleh Majelis Tunggal, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat
(National State Assembly). Setiap anggota parlemen diangkat untuk masa jabatan
enam tahun. Sekalipun begitu, dalam keadaan mendesak, presiden memiliki
kekuasaan untuk mengadakan pemilihan umum setelah memangku jabatan selama empat
tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah Sri Lanka
Sejarah Sri Lanka mula diperkirakan kelompok etnik Sinhala yang pada masa
ini merupakan penduduk terbesar dibandingkan dengan kelompok etnik lainnya,
bermula dari kedatangan ke pulau Sri Lanka sekitar pada abad ke-5 SM. Mereka
berasal dari daratan India bahagian selatan dan kemudian menetap di sekitar
persisiran pantai sebelah barat. Untuk menunjang kegiatan ini mereka membangun
sarana pengairan, berupa saluran-saluran air dan sarana penunjang lainnya,
sehingga akhirnya berjaya menemukan teknik pertanian yang cukup maju. Pada masa
itu mereka sudah bisa memperdagangkan hasil pertanian mereka ke daerah-daerah
lain, bahkan sampai ke daratan China. Perdagangan ini kemudian ditunjang oleh
letak geografi pulau ini yang terletak dalam jalur perdagangan dari barat hingga
ke timur.
Suku Tamil yang merupakan kelompok etnik kedua terbesar di negara ini
diperkirakan mulai menetap ke wilayah ini antara awal Masihi sehingga abad
ke-12. Sekitar abad ke-14 mereka berjaya mendirikan sebuah kerajaan yang
terletak di sekitar Jaffna dengan ibu kotanya Nallur. Sebahagian besar diantara
mereka menempati wilayah bahagian utara dan di seiktar persisiran pantai
sebelah timur, sedangkan kelompok ketiga yang datang ke wilayah ini merupakan
suku bangsa Moor. Mereka sebenarnya datang ke wilayah ini untuk berdagang,
namun akhirnya kemudian menetap.
Dengan semakin meningkatnya maksud penting daerah ini bagi jalur
perdagangan barat - timur, berbagai kelompok etnik terdorong untuk menguasai
seluruh wilayah. Kerana itu, sehingga abad ke 15, pulau ini penuh dengan
pertentangan, serangan dan persaingan-persaingan antara dinasti. Bahkan setelah
abad pertengahan pun pulau ini diwarnai banyak pertentangan antarabangsa untuk
memperebutkan pulau ini. Bangsa Eropah yang pertama kali datang ke pulau ini
ialah bangsa Portugis, yang datang pada tahun 1505, mereka berhasil menancapkan
pengaruhnya di wilayah ini. Sekalipun mereka tidak pernah menakluki seluruh
kawasan, kekuasannya berlangsung sehingga tahun 1658, setelah Belanda berjaya
menaklukinnya dalam berbagai pertempuran. Kekuasaan Belanda atas wilayah ini
berlangsung dari tahun 1658 sampai tahun 1796 ketika Inggeris mulai berkuasa
dan mengambil alih kekuasaan Belanda.
Sekitar tahun 1900 mulai tumbuh kesadaran nasionalisme di kalangan penduduk
asli. Sembilan belas tahun kemudian mereka membentuk sebuah kongres kebangsaan
(Ceylon National Congress). Dalam kongres ini mereka mengajukan sebuah
rancangan perlembagaan yang menyatakan antara lain: pentingnya penduduk asli
mendapatkan majoriti kerusi dalam badan legislatif. Pada tahun 1931 Ceylon
berjaya membentuk suatu perlembagaan baru yang memungkinkannya menjalankan
pemerintahan sendiri. Pada tahun 1947 kawasan ini memperoleh kedaulatan penuh
dari tangan Inggeris dan ditetapkan sebagai salah satu negara persemakmuran.
Pada tahun ini juga mereka mengadakan pilihan raya umum yang pertama untuk
menetapkan siapa yang berhak menjalankan pemerintahan. Dalam pemilihan umum
pertama ini, Parti Persatuan Nasional (United National Party) mendapat suara
terbanyak. Pada 2 Mei 1972, Ceylon berubah menjadi Republik Sri Lanka.
2.2. Geografis Sri Lanka
Negeri pulau yang
berbentuk buah pir ini terpisah dari semenanjung India oleh selat Palk selebar
13 mil di utara, Teluk Manar di barat laut, dan Samodra HIndia di timur, barat,
dan selatan. Luas daerahnya 65.610 km2 dengan penduduk: Sinhala yang
beragama Buddha 69,3 %, orang Tamil India dan Tamil Srilanka yang beragama
Hidhu 15,5%, orang Moor beragan Islam 7,6% dan lain – lain 0,1%. Secara fisiografis negeri ini berupa
pegunungan seperti jangkar dan lembah dipantai. Deretan puncak dari utara
keselatan antara lain; Gunung Knuckles (1863 m), Gunung Piduru – Tagala (2524
m), Gunung Kirigalpotta (2395 m), dan Gunung Adam (2243 m). selain itu juga
terdapat plato hallon di barat dan plato welimeda di timur. Di barat daya
terdapat pegunungan Rakwana dan perbukitan Bulutota yang berketinggian rerata
900 meter.
Dataran rendah dipesisir
selatan dan meluas di bagian utara, selain itu juga ada delta, laguna dan paya-paya. Sungai-sungainya pendek, kecil dan curam
mudah kering dan mudah banjir. Beriklim tropis dan ikim laut. Negeri ini juga
dikenal sebgai penghasil teh, kayu hitam (satinwood), karet, kelapa, coklat,
panili, pala, padi jagung, kacang – kacangan, tembakau, dan ubi kayu. Terdapat
binatang – binatang yang hidup dihutan seperti harimau, beruang, cheetah,
kerbau liar, jakal, rusa, monyet, gajah, dan babi hutan. Sumber daya alam yang paling utama
dari negara ini adalah grafit. Sampai saat ini Sri Lanka menrupakan penghasil
grafit terbesar di dunia. Grafit negara ini juga terkenal memiliki kualitas
yang tinggi. Sumber daya alam lain terdiri atas bijih besi dan batu mulia.
Sumber-sumber daya ini banyak ditemui di wilayah bagian tengah. Selain itu,
daerah ini juga memiliki sumber daya berupa kaolin, yakni bahan pembuat
porselen, bahan pembuat genteng, ubin, barang pecah belah dan batu bata, pasir
kuarsa dan batu gamping atau kapur. Pasir pantainya menghasilkan ilmenit yaitu
bahan baku logam titanium dan monazit, yang digunakan dalam menghasilkan energi
nuklir. Terdapat juga endapan pasir kuarsa, yaitu bahan pembuat gelas dan batu
kapur. Hasil industri berupa plywood, kertas, keramik, kimia, semen, tekstil,
dan lain-lain.
2.3. Sri Lanka Sebelum Kemerdekaan
Tahun 237 SM sesudah perang kalinga, Ashokawardhana dibimbing biksu Bana
akhirnya menganut agama Buddha, dan diberlakukannya dharmawijaya. Sebagai
konsekuensinya ia aktif dalam menyiarkan agama Buddha, anatara lain
membangun stam-bhadharmacakra, larangan
membunuh(ahimsa), memimpin prosesi keagamaan dan mengirimkan para misionaris
buddha keberbagai daerah, salah satunya Srilanka. Peyiaran Buddha itu sukses
terbukti banyak orang berziarah kekota suci di India utara seperti di
Kapilawastu, Bodhgaya, Benares dan Kusinaya. Kerajaan Sinhala punya pengaruh
yang luas dengan adanya perguruan tingggi Buddha Mahevihare banyak mahasiswa
yang datang dari Birma, Thailand, Indochina, China dan Nusantara.
Bangsa Dravida yang berbahasa Tamil sebagian masuk Srilanka tahun 1771 M
dan tetap mempertahan tradisi dan budaya hindu. Orang Tamil berkembang dan
sukses mendesak orang Sinhala. Maka mulailah migrasi masal orang Tamil ke
Srilanka bagian utara hingga menguasai Anuradhapura. Tahun 769 M menjadi
tonggak bangsa Tamil untuk mengembangkan politik, agama hindu, budaya dan
peradaban Tamil, meski tetap mempertahan tradisi lama dan menjalin hubungan
dagang dengan Tamil di India. Ramainya perdagangan mengundang bangsa arab yang
beragama islam untuk masuk ke Srilanka yang di kenal dengan sebutan bangsa
Moor. Mereka berdagang sambil menyebarkan agama islam. Bangsa Sinhala yang
terdesak ke selatan akhirnya mendirikan kerajaan di Polomaruwa maka mulai
terjadi persaingan antara bangsa Tamil dan bangsa Sinhala.
Orang Sinhala mulai menghimpun kekuatan untuk merebut kekuasaan dari bangsa
Tamil dan baru berhasil tahun 1164 M untuk mengembalikan kejayaan peradaban
Budhis di bangun pagoda dan istana di bawah pimpinan Parakramabahu(1153-1186)
yang berhasil menguasai seluruh Srilanka dan syiar buddha sampai jazirah India
selatan, serta mencegah hubungan Tamil Nadu dan Tamil Srilanka di madras. Orang
Tamil tidak tinggal diam menerima kekalahan, berbenah diri untuk balas dendam.
Setelah Parakrambhahu wafat mereka menyerbu pusat pemerintah Sinhala untuk
mengambil alih kekuasaan dan mendesak orang Sinhala ke daerah perbuktan
Srilanka tengah. Di daerah ini mereka membangun pusat pemerintahan yang baru di
Kandy.
Bangsa Inggris yang mengalahkan Perancis dalam perang Pessay, kemudian
menekan dinasti moghul dan secara bertahap menguasai India. Dan melalui
konvensi London yang di tandatangi tahun 1814, Inggris mendapatkan Srilanka
dari pemerintah Inggris di India ikut menyumbang pertakaian etnis dengan
memasukkan Tamil India selatan ke Srilanka untuk bekerja diperkebunan teh, kopi
dan karet. Menurutnya Tamil India lebih tangguh untuk bekerja di perkebunan
tropis serta gajinya murah.
2.4. Gerakan Nasionalis Sri Lanka
Gerakan menurut kemudian Srilanka hampir bersamaan dengan India gerakan
nasionalisme di mulai dari the Ceylon league(Liga Ceylon) tahun 1865 dengan
tuturan kemerdekaan dari Inggris dan terpisah dari India usaha berhasil dengan penilaian otonomi untuk
daerah Colombo, Kandy dan Golle. Tahun 1918 terjadi kerusuhan antara penganut
Buddha dan islam hampir di seluruh di seluruh Srilanka. Inggris menduga
kerusuhan itu terjadi akibat kemenangan Jerman atas Triple Entente (Inggris,
Perancis, dan Rusia) dalam Perang Dunia I. Inggris menuduh rakyat Srilanka
memanfaatkan nasionalisme orang Arya untuk membangkitkan bangsa yang di jajah
oleh Inggris. Inggris ketakutan dan menindas kerusuhan dengan kekejaman dengan
dasar hukum Rowlat Act. Banyak tokoh Srilanka di jatuhi hukuman mati. Akibatnya
timbul rasa kebangaan Srilanka dengan berdirinya “Ceylon National Congress”
tahun 1918 yang menurut otonomi. Konggres National Ceylon, mempengaruhi Inggris
dengan di bentuknya panitia untuk menyelidiki persiapan kemerdekaan rakyat
Srilanka yang di pimpin oleh Donoughmore, yang bekerja keras untuk menghasilkan
undang-undang bagi rakyat Srilanka.
Kontitusi 1913 yang telah di siapkan panitia Donoughmore kurang memenuhi
harapan rakyat karena gubernur jenderal memonopoli kekuasaan. Dalam Susana
memanas akibat belum pulihnya ekonomi akibat malaise tuntutan otonomi belum
dapat di penuhi oleh Inggris sampai terjadinya Perang Asia Timur Raya. Jepang
yang sukses dalam restorasi meiji menjadi Negara industri dan imperialism. Dan
di semangati oleh persaingan superioritas angkatan darat Jepang dengan angkatan
laut Jepang terjadi serangan kilat ke pangkalan laut Amerika Serikat di Pearl
Harbour. Jepang sukses menguasai Singapura dan Birma. Sehingga Inggris merasa
terancam kedudukannya di India dan Srilanka. Sehingga panglima Lord Louis
Mountbatten ingin memindahkan ibukota dari Calcutta ke Colombo. Dari Srilanka
tentara Inggris dukungan Gurkha untuk menyerang Singapura dan Indonesia.
Saat perang masih berlangsung Inggris menyiapkan konstitusi yang di sebut
Soyulbury Corestution 1944 yang mengatur pemberian pemerintahan sendiri, tetapi
di tolak rakyat Srilanka dan tetap menuntut status dominion. Tanggal 14 agustus
Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Dan Inggris memenuhi janjinya untuk menyiapkan kontitusi dengan
status dominion. Tanggal 4 februari 1984 Srilanka di beri kemerdekaan dengan status
dominion dalam lingkungan British Commonwealyh Of Nations. Presiden pertama
Jayewadene dari United National Party.
2.5. Gerakan Separatis Tamil Paska
Kemerdekaan
Tahun 1918 Sir Ponnambalan Arubchalam menyarankan pihak Srilanka dan Tamil
untuk bersatu menuntut kemerdekaan Srilanka kepada Inggris. Saran itu di terima
mereka berjuang sampai mendapat kemerdekaan walau sedikit terlambat di banding
status dominion Pakistan dan India. Sampai Inggris meninggalkan Srilanka,
kesatuan, kehidupan bernegara dan kesepakatan Tamil dan Sinhala untuk hidup rukun
dalam semangat nasional terbina dengan baik.
Dua tahun kemudian pecah perselisihan Tamil dan Sinhala akibat isu yang
mengadu domba di bidang politik. Perdana Mentri Don Stephen
Senanayako(1947-1952) memprioritaskan kepentingan Tamil dengan menetapkan peraturan
kenegaraan 1948 dan Sistem perwakilan dalam badan legislatif. Tahun 1950
terjadi bentrokan rasial akibat PP tahun 1948. Kaum Sinhala memburu, memprotes
dan menghancurkan pemukiman Tamil di Srilanka selatan. Kerusuhan itu berakar
dari masalah keagamaan, puncaknya tahun 1956 dan 1958 terjadi pemberontakan.
Dalam pemilu tahun 1952, Sinhala memenangkan 73 kursi dari 95 kursi yang
diperebutkan. Tamil Srilanka mendapat 11 kursi, islam 8 kursi dan dan Tamil
India 3 kursi, dan Solomon West Ridgeway Dias (SWRD) Bandaranaike menjadi
perdana menteri. Sejak Inggris mengosongkan basis militernya, pemerintah
Srilanka mulai terlibat diplomasi internasional, khususnya perjanjian
pertahanan antara lain:
Pemerintah Inggris dan Srilanka saling membantu keamanan wilayah baik dari agresi luar maupun dalam
negeri. Pemerintah Srilanka di bantu pemerintah Inggris dalam kebutuhan
fasilitas point 1 sejauh di setujui. Fasilitas angkatan darat, laut dan
udara dan komunikasi. Kekalahan Tamil
memunculkan ide Negara Tamil Ceylon yang mengarah ke gerakan separatis
kemerdekaan Tamil. Di tambah pernyataan perdana menteri SWRD Bandaranaike untuk
menstrukturisai pemerintah, membentuk kabinet dan menetapkan agama Buddha
sebagai agama resmi dan bahasa Sinhala menjadi satu – satunya bahasa resmi di
Srilanka. Pernyataan itu mengguncang keamanan dan keamanan Srilanka. Tamil
merasa di hina, di rendahkan dan menolak memakai bahasa Sinhala dan melakukan
protes di depan gedung parleman di Colombo. Pengunjuk rasa di serbu oleh
pasukan Sinhala, yang merasa mendapat perlindungan dari pemerintah Srilanka.
Tahun 1959 PM SWRD Bandaranaike di bunuh oleh seorang bikshu yang sangat
panatik di kebun halaman rumahnya, karena menurut kebijakan mendukung gagasan
jayewadene tidak dapat ditoleransi. Setelah itu istrinya yaitu Sirimavo
Ratwatte Dias Bandaranaike diangkat menjadi PM wanita pertama di dunia. Tapi
iapun mengikuti jejak suaminya. Dengan memberlakukan bahasa Sinhala sebagai
bahasa nasional dan menasionalisasi beberapa perusahaan minyak asing.
Tetapi orang Tamil yang terbesar di seluruh pelosok Srilanka mendirikan
organisasi-organisasi yang menurut otonomi terpisah dari pemerintah dukungan
Sinhala. Di Jaffna lahir gerakan separatis dengan nama front persatuan
pembahasan tami/Tamil united liberation front tulf. Organisasi itu di pimpin
Samuel James Velupillai Chelvanayakan. Tahun 1976 dengan di bantu Appapillai
Amirthalingam selaku sekertaris jendral perjuangan di lanjutkan oleh murugesu
Sivasiyhampam, gerakan terorganisai dalam parlemen Srilanka melalui 26 wakilnya
dan melatih 3300 gerilyawan 1977. Tahun 1972 berdiri Liberation Tigers of Tamil Eelam(LTTE) di pimpin
elupillai parabhakaran yang semula melatih 30 orang. Berkeahlian taktik
kemiliteran sebelum tahun 1970. Telah berdiri Eelam People’s Revolutionary
Liberation Front yang beranggotakan mahasiswa Tamil, tetapi di proklamasikan
oleh KS Palmanabath tahun 1981. Organisasi yang cukup kuat dan seimbang dengan
LTTE yaitu PLOTE (People Liberation Organitation of Tamil Eelam) yang di pimpin
oleh 5 maheswaran penulis aktif dari Srilanka utara.
2.6. Perjuangan Separatis Tamil
Pada masa pemerintah PM Sirimavo Bandaranaike (1970-1977) banyak terjadi
kekacauan akibat di berlakukannya undang-undang tahun 1972 dan pembalasan untuk
masuk perguruan tinggi, banyak pemuda Tamil yang tidak puas. Meraka melakukan
serangkaian teror, perampasan dan pembunuhan. Selain itu pemerintah juga sedang
menghadapi posisi dari beberapa partai dan juga kekurangan bahan. Makanan tingkat nasioanal akibat kurangnya
pengetahuan dari mereka yang bertanggung jawab atas produksi dan import bahan
makanan. Untuk mengatasi masalah itu tanggal 22 februari 1974 majelis nasional
bersidang dan menyetujui rancangan undang-undang untuk membatasi pers termasuk
larangan bagi surat kabar untuk menyiarkan berita kekurangan pangan dan hal-hal
lain yang di rahasiakan oleh Negara.
Pada tanggal 3 oktober 1974 golongan oposisi parlemen yang terdiri dari
partai petsatuan nasional, partai Negara Tamil, dan golongan-golongan merdeka
mengajukan mosi tidak percaya pada pemerintah pimpinan PM Ny sirimavo
bandarnaike dan mendesak pemerintah untuk menyerahkan kekuasaan. Sebagian
akibat kegagalan pemerintah mengatasi berbagai tekanan tindak kekerasan dan
rakyat menderita akibat kekurangan pangan. Untuk mengatasi krisis pangan lima
universitas di tutup, karena tidak tersedia bahan makanan bagi mahasiswa, dan
rakyat di anjurkan untuk makan ubi. Menurut A.Jayeratman Wilson(1988) took
pimpinan Tulf Chelvanayakan meninggal tahun 1977, maka hilanglah tokoh
penggerak organisasi yang potensial dan Srilanka tampaknya tidak pernah
memperhatikan tuntutan kaum sparatis Tamil untuk memberikan kemerdekaan di
semenanjung Jaffa.
Pada tahun 1977 di Srilanka
mendirikan pemilu baik tingkat nasional maupun tingkah daerah. Dalam pemilu ini
terjadi perubahan besar, pemungutan suara di Srilanka bagian utara yang di huni
mayoritas orang Tamil tetap gigih menuntut Negara terpisah, akan tetapi tetap
di tolak. Akhirnya mereka mengancam akan menyerang penduduk sipil maupun
tentara sehubungan undang-undang yang meresmikan bahasa Srilanka sebagai bahasa
nasional. Pemilu 1982 meskipun di bawah ancaman gerilyawan Tamil, namun tetap
menghasilkan mayoritas Sinhala mendukung pemerintah, presiden JR Jayewerda
menyatakan bahwa pemerintah Srilanka akan menindak tegas pelku-pelaku terorisme
kaum sparatis Tamil. Usaha tersebut akhirnya menimbulkan bentrokan dengan
kapal-kapal nelayan India, bahkan melibatkan angkatan laut kedua Negara. Pada 5
juli 1985 terjadi peristiwa berdarah di mana Tamil telah menerima serangan
senapan dan di hancurkannya kuil Hindu dan sekolah, hal ini membangkitkan kaum
sparatis Tamil untuk balas menyerang perkampungan Sinhala yaitu dengan
menyerang dan menghancurkan dua masjid yang di penuhi jemaah sembayang jumatan,
yang membantai banyak rakyat sipil.
2.7. Usaha Penyelesaian Masalah Tamil
Secara budayawi orang Tamil Srilanka dengan Tamil Nadu memiliki kesamaan,
di mana pemuda-pemuda Tamil di latih kemiliteran di Tamil Nadu dekat madras.
Dari peristiwa-persistiwa yang terjadi pemerintah India turun tangan sesuai
ketentuan konferensi Dacca Desember 1985. Terutama memelihara perdamaian dan
stbilitas regional dengan mentaati hukum hubungan antar bangsa Asia selatan.
Dari hasil pemilu India 1985 Rajiv Gandhi sebagai perdana menteri mengigat
terjadinya peristiwa 5 juni 1985 yang berakibat rusaknya tempat peribadatan
diskusi antar kelompok ethnis dan keagamaan membahas bahasa resmi dalam
pemerintahan, ketatanegaraan, pemindahan penduduk ke daerah leluhur kelompok
Tamil belum dapat di terima. Sehingga penyelesaian masalah mengalami kegagalan.
Wakil Sinhala menuntut pemerintah, agar Srilanka menjadi 24 distrik sedangkan
wakil Tamil menuntut otonomi.
Pemerintah Srilanka mendapat desakan dari pemrintah India dan internasional
untuk segera menyelesaikan masalah politik dalam negeri. Pemerintah presiden JR
Jayewerdane agar India membantu bahan makanan dan persenjataan kepada pasukan
Srilanka. Pada 29 juli 1987 ditandatangani
perjanjian perdamaian antar kedua pemerintah untuk mengakhiri gerakan
sparatis Tamil. Masyarakat Sinhala memprotes perundingan tersebut karena hanya
menguntungkan kelompok minoritas, dan apabila berhasil di bentuk Negara Tamil
maka akan muncul bahaya bahaya bagi Sinhala yaitu serangan Tamil yang di bantu
Tamil Nadu.
Kaum separatis Tamil juga menolak penyerahan senjata sesuai perjanjian
tersebut, kaum separatis mengajukan persyaratan untuk penyerahan senjata,
apabila India telah menarik semua pasukan Srilanka dari semenanjung Jaffna.
India sanggup memberi jaminan perdamaian dan segera menarik mundur tentara
Srilanka dukungan India, dan meminta tentara PBB untuk menggantikan pasukan
India. Presiden JR Jayewerdane bersama menteri Gemini Dissanayake menyampaikan
pernyataan”No Tamil Will Bealive In Ceylon”, jika India menyerang Srilanka, untuk
sementara Srilanka tenang. Dalam pemilu India 1989 konggres kalah, kekalahan di
pihak Rajiv Ghandi di sebabkan karena beberapa faktor diantaranya isu korupsi.
Ekonomi yang macet dan lebih mendekati rakyat jelata, kaum hindu militant
menuduh Rajiv Gandhi melindungi kaum islam dan keterlibatan India dalam masalah
dalam negeri Srilanka. 25 mei 1991 Rajiv Gandhi mati terbunuh akibat pemboman
di daerah Sri Perumpundur di Negara bagian Tamil. Di duga pelaku pemboman
tersebut di lakukan kelompok yang mendalangi pembunuhan Rajiv Gandhi yaitu:
1. Kelompok sikli selalu menteror pemerintah-pemerintah India dan
tetap menuntut Negara sikh merdeka.
2.
Kelompok teroris Assam(Assam Sahitia Sabha) yang
menginginkan Negara Assam merdeka dengan Bama Bodoland.
3.
Pemberontakan Islam Kashmir, yang menginginkan
islam di Kashmir yang di dukung oleh Pakistan.
Srilanka sejak tahun 1980-1991 menjadi arena perjuangan mempertahankan
suatu proses politik demokrasi melawan kesetiaan ethnis. Srilanka sebagai pecahan kesatuan indi, sesudah merdeka
mengulang masalah ethnis Tamil Sinhala. Peranan Tamil Nadu masih membayangi
kematian Rijav Gandhi dan kemerdekaan di jaffna terpisah dari Srilanka masih
belum menentu karena masalah etnis dan ras diskriminasi.
2.8. Berbagai Nama Tertua untuk Sri
Lanka
Suku Indian Kuno menyebut Sri Lanka dengan nama Sieladiba atau
">Pali Sihaladipa Catatan epigraphic nama ini juga ditemukan dalam
kisah Asoka,di distrik Tinnevely ,Tamil Nadu Selatan India. Terpatri pada
sebuah Prasasti abad ke 4, Kaisar saat itu Samudragupta menyebut Sri Lanka
sebagai Sainhalaka atau Negeri Sinhalas.
Sri lanka memiliki hubungan dengan seluruh Asia, Benua India dan juga
sebagian negeri negeri Barat.Catatan perjalanan >Laksamana Cheng Ho
menunjukkan indikasi jelas bahwa ada hubungan masa lalu dengan Negeri China,
namun hubungan ini berkurang karena perluasan kekuasaan Eropa ke Samudera
Hindia. Tulisan-tulisan dan Cartography geografi Yunani, Ptolemeus (Claudes
Ptolomeusdari Alexandria) dari Abad ke-2 AD memberi keterangan lengkap tentang
Sri Lanka, topografi, ekonomi dan budaya, menunjukkan tingkat hubungan antara
Sri Lanka dengan Yunani kuno cukup baik. Sri Lanka adalah sebuah peradaban
pulau dengan sejarah yang panjang . Posisinya berada dijalur penting di Jalan
Sutra kuno, yang berfungsi sebagai penghubung antara budaya Timur dan Barat,
pulau ini telah memberikan karakter kosmopolitan sejak zaman pra-Kristen. Dalam
prasasti dari Kaisar Maurya dari India pada abad ke-3 SM, Sri Lanka disebut
sebagai Tambapani yang artinya sebagai salah satu negara di mana ia telah
di-perpanjang masa kebajikannya. Onesicritus dari Astipalacia , yaitu salah seorang dari konvoi Alexander
Agung dalam kampanye ke negeri negeri timur sekitar 326 -323 BC menyebut Sri
Lanka sebagaiTaprobana.
Fase-fase sejarah pulau itu dibagi menjadi lima periode sebagai:
1.
Sejarah awal periode: 250BC - 500AD
2.
Historical Tengah periode: 500AD - 1250AD
3.
Historical Akhir Periode - 1: 1250AD - 1600AD
4.
Akhir Periode Sejarah - 2: 1600AD - 1800AD
5.
Sejarah Modern Periode: 1800AD - 1900AD (Bandaranayake
1986).
Periode ini disusun berdasarkan perubahan gaya luas yang digambarkan dari
sejarah praktik seni di Sri Lanka pra-modern. Wow, begitu tua sekali sejarah
mengenal Sri Lanka ini, kira kira motivasi apa yang membawa mereka ingin
mengenal Sri Lanka? Selain membina jalur hubungan diplomatik, perdagangan,
penyebaran agama dan kekuasaan, ada hal lain yang membuat pendatang asing ingin
datang ke Sri Lanka.
2.8.1. Penemu Jejak Kaki Pertama kali
Umat Buddha yang mendaki puncak Sri Pada, menganggap Maha Sumana Saman
sebagai pelindung mereka. Buddhismediperkenalkan ke Sri Lanka selama
pemerintahan Raja Devanam Piya Tissa(307-266 SM). Dia adalah cucu Raja
Pandukabhaya (437-366 SM), pendiri Pra-Buddha dari Anuradhapura, ibukota Lanka,
yang berlangsung selama 1500 tahun sampai pertengahan abad ke-9 Masehi. Orang
pertama yang menemukan tapak itu adalah Raja Valagambahu (104-76 SM),
dikisahkan, ketika Raja Valagambu melarikan diri dari perampok perampok
bangsaCholian ,ia tiba di suatu hutan liar yang asing di sebuah gunung, hutan
yang lebih kini dikenal sebagai "Sri asithi Adaviya" (nama asli jejak
kaki), . Dia mendaki sampai ke puncak gunung di antar oleh dewa yang menyamar
sebagai rusa.
Setelah saat itu tidak hanya peziarah biasa tapi Kaum Bangsawan bersama
Para Menteri menghormati Jejak Kaki Sang Buddha dari masa purba. Raja-raja
Sinhala sendiri, dalam masa pemerintahan mereka, telah membuat jalan untuk
masyarakat yang ingin memuja Jejak Kaki Suci setiap tahun dengan mendaki
gunung. Nah, cuma ada satu kisah masa lampau yang menuliskan nama Penemu saja,
tidak pernah ditulis dalam suatu kitab suci tentang siapa pemilik Jejak Kaki
sebenarnya. Lalu dari mana datangnya cerita tentang Jejak Buddha? dari mana
pula datangnya Kisah Adam tiba ke bumi saat di usir dari Syorga, dan berpijak
di puncak Sri Pada ini? atau kisah Saint Thomas dan kisah Dewa Siwa. Kalau
Kisah Rahwana tentu saja berkaitan dengan epic Ramayana, saya tidak perlu
menceritakan dan memberi pendapat lagi.
2.8.2. Gunung Sarandib , Catatan Perjalanan
Ibnu Battutah
"Kami melihatnya dari laut pada hari kesembilan perjalanan kami, dan
ketika kami berada di puncaknya, terlihat awan ada di bawah sana, menutupi
pandangan mata ke kaki gunung. Di puncak terdapat banyak pohon cemara dan bunga
berbagai warna, termasuk bunga mawar merah sebesar telapak tangan. Ada dua rute
jalan menuju puncak, salah satu rute disebut Baba dan rute yang lain bernama
Mama, yang artinya berarti rute Adam danHawa.
Rute Mama mudah dicapai , merupakan rute peziarah turun. Rute Baba
merupakan pendakian yang sulit dan terjal. Generasi terdahulu membuat jalan
pintas dengan semacam anak tangga, mereka memasang untaian pagar besi hingga
keatas, gunanya untuk pegangan tangan bagi peziarah. Ada sepuluh untaian, yaitu
sepuluh "Rantai Keteguhan Iman", disebut demikian karena ketika
seseorang mencapai tingkat ini dan melihat ke bawah kaki bukit, hati mereka
dirampas oleh kekhawatiran akan jatuh ke Gua Al-Khidir . Dari untaian pagar
besi kesepuluh dengan gua al-Khidir dibawah sana berjarak tujuh mil; gua ini
terletak di tempat yang lapang, Taman Mata Air yang juga nama lainnya, sumber
mata air itu penuh ikan, tapi tidak ada orang yang menangkapnya. Tak jauh dari
situ ada dua kolam di kedua sisi jalan. Dalam gua al-Khidir para peziarah
meninggalkan barang-barang mereka dan naik dua mil ke puncak gunung mana Jejak
Kaki diberkati yaitu Kaki dari ayah kita Adam tepat di atas batu hitam yang
tinggi di sebuah dataran tinggi yang luas.
Jejak yang diberkati ini tenggelam ke dalam batu cukup dalam, meninggalkan
bentuk yang cekung. Panjangnya sebelas "span". Di tempat jejak Kaki
di toreh sembilan buah lubang , di mana orang kafir peziarah meletakkan
persembahan emas, permata rubi dan mutiara ... " Begitu Ibnu Battutah
menulis tentang Puncak Adam ini. Namun sayangnya ia tidak mengutip satu ayat
atau pun Hadist Sahih sebagai acuan ucapannya.
Ibnu Battutah
Abu Abdullah Muhammad bin Battutah (24 Februari 1304 - 1368 atau 1377)
adalah seorang pengembara bangsa Berber Maroko. Lahir di Tangier, Maroko antara
tahun 1304 dan 1307, pada usia sekitar dua puluh tahun Ibnu Batutah berangkat
haji -- ziarah ke Mekah. Setelah selesai, dia melanjutkan perjalanannya hingga
melintasi 120.000 kilometer sepanjang dunia Muslim (sekitar 44 negara modern).
Atas dorongan Sultan Maroko, Ibnu Batutah mendiktekan beberapa perjalanan
pentingnya kepada seorang sarjana bernama Ibnu Juzay, yang ditemuinya ketika
sedang berada di Iberia. Meskipun mengandung beberapa kisah fiksi, Rihlah
merupakan catatan perjalanan dunia terlengkap yang berasal dari abad ke-14. Hampir
semua yang diketahui tentang kehidupan Ibnu Batutah datang dari dirinya
sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Diperkirakan kelompok etnis yang saat ini merupakan penduduk terbesar
dibandingkan dengan kelompok etnis lainnya, mulai berdatangan ke pulau ini
sekitar pada abad ke 5 SM. Mereka berasal dari daratan India bagian selatan dan
kemudian menetap di sekitar pesisir pantai sebelah barat. Untuk menunjang
kegiatan ini mereka membangun sarana irigasi, berupa saluran-saluran air dan sarana
penunjang lainnya, sampai akhirnya bisa menemukan teknik pertanian yang cukup
maju. Pada masa itu mereka sudah bisa memperdagangkan hasil pertanian mereka ke
daerah-daerah lain, bahkan sampai ke daratan Tiongkok. Aktivitas perdagangan
ini ditunjang oleh letak geografis pulau ini yang strategis dan terletak dalam
jalur perdagangan dari barat sampai ke timur. Suku yang merupakan kelompok
etnis terbesar kedua di negara ini diperkirakan mulai menetap ke wilayah ini
antara awal Masehi hingga abad ke 12. Sekitar abad ke 14 mereka berhasil
mendirikan sebuah kerajaan yang terletak disekitar nya dengan ibu kotanya.
Sebagian besar di antara mereka menempati wilayah bagian utara dan disektar
pesisir pantai sebelah timur, sedangkan kelompok ketiga yang datang ke wilayah
ini merupakan suku bangsa Moor. Mereka sebenarnya datang ke wilayah ini untuk
berdagang, namun akhirnya kemudian menetap. Dengan semakin meningkatnya arti penting daerah ini
bagi jaluir perdagangan barat - timur, berbagai kelompok etnis terdorong untuk
menguasai seluruh wilayah. Karena itu, sampai abad ke 15, pulau ini penuh
dengan pertentangan, invasi dan persaingan-persaingan antar dinasti. Bahkan
setelah abad pertengahan pun pulau ini diwarnai banyak pertentangan antarbangsa
untuk memperebutkan pulau ini. Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke pulau
ini adalah bangsa Portugis, yang datang pada tahun 1505, mereka berhasil
menancapkan pengaruhnya di wilayah ini. Sekalipun mereka tidak pernah
menaklukkan seluruh kawasan, kekuasannya berlangsung sampai tahun 1658, setelah
Belanda berhasil menaklukkannya dalam berbagai pertempuran. Kekuasaan Belanda
atas wilayah ini berlangsung dari tahun 1658 sampai tahun 1796 ketika Inggris
mulai berkuasa dan mengambil alih kekuasaan Belanda.